Rizki Dwi Natasya - Tradisi Mendhak Sanggring
Penulis: Rizki Dwi Natasya
Ukuran Buku: 14,5 x 20,5 cm
Tebal Buku: viii + 104 hlm
ISBN:
Tahun Terbit: 2025
Cetakan ke–: Pertama, Juli 2025
Penerbit: Rahayu Press
______________________________________
TRADISI MENDHAK SANGGRING
"Harmoni Islam dan Budaya Jawa"
Tradisi Mendhak Sanggring adalah upacara bersih desa yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 24-27 Jumadil Awal (penanggalan Hijriah) sebagai wujud syukur dan penghormatan kepada leluhur, khususnya Ki Buyut Terik, yang dianggap sebagai pendiri desa. Inti dari upacara ini adalah memasak dan menyantap sayur sanggring, sebuah masakan khusus berbahan dasar daging ayam dan kelapa, yang dimasak oleh laki-laki dengan bumbu seadanya. Nilai-nilai pendidikan Islam yang diajarkan melalui tradisi ini mencakup nilai tauhid, nilai ibadah, nilai akhlak, serta nilai sosial kemasyarakatan. Sementara nilai budaya Jawa yang terkandung dalam tradisi ini juga tidak kalah penting, antara lain penghormatan kepada leluhur dan pendahulu, saling menghargai dan menghormati, gotong royong, serta pelestarian budaya tradisional.
Semua nilai yang terkandung dalam tradisi saling melengkapi dan menguatkan, sehingga membentuk hubungan yang erat dan saling berintegrasi satu sama lain. Nilai tauhid dapat terintegrasi dengan penghormatan terhadap leluhur. Nilai akhlak dapat diintegrasikan dengan saling menghormati dan menghargai sesama. Nilai sosial kemasyarakatan juga terintegrasi dengan semangan gotong royong. Serta, nilai ibadah dapat dihubungkan dengan pelestarian budaya tradisional, mengingat dalam tradisi ini, setiap prosesi ritual yang berlangsung selama empat hari selalu disertai dengan bacaan doa, tahlil, dan dzikir, yang sekaligus memiliki nilai ibadah. Dengan demikian, semua nilai dapat terintegrasi satu sama lain.
Silakan tulis komentar anda!